Pages

Senin, 30 Mei 2011

MEE si tukang Cipok

Cerita ini merupakan cerita yang telah lalu, yang telah menjadi kenangan dalam hidup Mee.


Pagi ini, seperti biasanya, Mee bangun terlebih dahulu dibanding partnernya. Mee memang mirip ayam, karena Mee cepat tidur, cepat juga terbangun, mirip seperti ayam yang akan tertidur setelah masuk kandang pada sore hari. Sejenak, Mee menatap wajah wanitanya. Wajah yang lugu, tanpa dosa, berbeda banget ketika wanitanya itu terjaga. Dengan mata yang besar, cenderung melotot, dia akan memulai hari dengan mengerjakan ini dan itu, dan selalu menyuruh Mee untuk olah raga.

Sejak hidup di kota besar, Mee emang malas banget untuk olah raga. Kegiatan yang padat sepanjang minggu membuat Mee malas bergerak. Bayangkan aja, Mee yang masih muda harus membanting tulang sendiri untuk membiayai hidup mereka. Mee kerja dari jam 8 pagi sampai jam 17.00, jam 17.30 sampai jam21.00 dia kuliah di salah satu politeknik bergengsi di kota Medan. Selepas pulang dari kampus, Mee akan menjemput wanitanya di rumah kakak kandung wanitanya, untuk pulang ke rumah mereka. Pukul, 21.30 Mee nyampe rumah dan mandi kemudian makan malam. Begitulah kehidupan Mee muda, di tengah hiruk pikuk kota Medan. 

Jadi, jika sudah sampai di rumah, Mee lebih memilih tidur dibanding nonton atau mendengar gosip dari wanitanya. Hal inilah yang dipandang menyebalkan oleh wanitanya. Sebab wanitanya ini merupakan tipe wanita yang sulit bangun pagi, kebalikan dengan Mee yang sangat aktif di pagi hari.


Nama wanita Mee adalah Dora. Dora bukan nama sebenarnya, sebab Mee sangat menjaga kerahasiaan wanita-wanita yang pernah hidup dengannya.

Pagi ini, seperti biasa, sebelum memulai aktifitas, Dora sudah sibuk dengan cuciannya. Mee yang masih asyik dengan laptopnya, gak pernah peduli dengan sekitarnya, sampai tiba-tiba Dora menjerit untuk minta bantuan Mee untuk membawa kain ke belakang, ke tempat jemuran, yang lumayan jauh dari kamar mereka. Mee yang keasyikan main game online pura-pura gak dengar, sehingga emosi Dora meledak meletup, menghentikan aktifitas Mee yang sedang asyik memanen tanamannya di kebun virtualnya.

Dora mengeluarkan omelannya yang luar biasa panjang. Mee yang agak tenang di pagi hari, cuman melihat, mendengar menghayati, sampai suatu ketika Mee berkata” Dora lihat tuh si opung (nenek=pemilik kos) melihat kita dari tadi, apa kamu gak malu ngomel di pagi hari?” Dora, melirik ke arah jendela hendak melihat apakah Mee benar melihat opung atau tidak. Tiba-tiba Mee mendaratkan kecupannya di pipi Dora. Serentak, Dora kaget, mundur, dengan wajah yang memerah, tersenyum malu-malu, sambil berkata:” apaan sih Mee, kok mencium saya tiba-tiba, gimana kalo ada yang lewat dan melihat kita?” Mee cuman tersenyum, dan berkata: ”habisnya... kamu bawel sih…pagi-pagi uda ngomel-ngomel gak jelas, bilang baik-baik kan lebih enak dengarnya..., apalagi meminta dengan penuh rayuan…” Mee tertawa terbahak-bahak oleh ucapannya sendiri.

Akhirnya, Dorapun malu sendiri, dan mulai melakukan apa yang Mee mau. Dia meminta Mee dengan penuh kelembutan ditambah segelas kopi hangat sebagai sogokan agar Mee mau beranjak dari tempat duduknya.

Kemudian, bersama-sama mereka menjemur pakaian yang luar biasa banyak akibat sering ditumpuk selama seminggu.

Mee, suka sekali mencipok wanita. Mee paling sering ciuman ketika tidur dan bangun. Kalau lagi tiduran, yang paling sering Mee cipok adalah bagian leher, sebab Mee suka merasakan aroma tubuh wanitanya. Kalo lagi duduk atau berdiri, Mee sering cipok bibir. Cipokan di pipi dan kening sangat jarang Mee lakukan kecuali wanitanya dalam keadaan sakit dan ingin di manja. Mee si tukang cipok, sangat menyukai ciuman. Yang pasti, ciuman Mee hanya untuk wanita yang benar-benar telah menerima Mee sebagai pasangannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Rumahku, Istanaku! Blogku, Istanaku !. Design by WPThemes Expert

Blogger Templates and RegistryBooster.