Pages

Jumat, 09 Desember 2011

17-7-2011

Minggu pagi yang dingin.. sangat dingin, sedingin hati aku yang hampir membeku. Sekarang jam menunjukkan pukul 4.05. Mee terbangun sejak pukul 03.00 dini hari. Kepala Mee sakit banget, tapi hati Mee jauh lebih sakit. Mee telah memasuki masa-masa traumatik yang mampu mematikan seluruh perasaan Mee, karena Mee cengeng! Kalo Mee sering nangis, berhari-hari nangis, maka ketahuilah saat itu, Mee sudah sangat…sangat…sangat terluka.

Mee terbangun tiba-tiba dan langsung  menangis.  Hati Mee perih banget. Mee telah memasuki masa trauma, yang pelang-pelan akan mematikan semua perasaan Mee. Mee juga takut berbicara terbuka pada Purple, karena respon Purple atas kejujuran Mee, malah seperti menampar Mee dan menganggap Mee sebagai orang yang tidak jujur. Seumur-umur, Purplelah orang pertama yang mencap Mee sebagai orang yang tidak jujur. Mee tak pernah bohong. Dulu, sewaktu ketahuan selingkuh pada pacar pertamaku, Dia tak pernah mengatakan aku tidak jujur, walaupun aku telah menyelingkuhi dia. Dia hanya bertanya…Mengapa Mee? Mengapa kamu tidak menceritakan kalo S ada perasaan sama kamu? Mengapa kamu menutupinya? LIAT caranya!!! Dia hanya bertanya..tidak memojokkan aku, karena sikap tertutupku dan mencap aku sebagai seorang yang tidak jujur. Karena semua sikap tertutupku beralasan. Yaitu: demi kebaikan bersama, karena kalo aku jujur pada saat keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengungkapkan hal ini, maka pasanganku, yang belum siap untuk mendengarkan hal  ini, pasti akan terluka.

Baiklah…, mungkin bagi orang lain, aku berada di comfortable area, yang bagi kalian mungkin salah, tapi bagi aku sebuah langkah yang baik bagi aku dan bagi pasangan aku.

Mee tidak mempermasalahkan sikap jeles (jealous) Purple. Mee senang kalo Purple Jeles sama Mee, tapi jangan terlalu cepat menuduh Mee sebagai seorang peselingkuh. Itu sangat menyakitkan, karena Mee adalah orang yang setia, yang akan dengan gampangnya berpaling ke lain hati, ketika Mee sudah mati rasa. Karena saat Mee mati rasa, Mee mencari-cari sosok yang mampu membangkitkan perasaan Mee yang telah mati tersebut. Dan mungkin, Mee hanya menganggap dia sebagai pelarian.

Gak gampang untuk mendapatkan hati Mee. Keadaan yang terlalu mudah bagi Purple dalam mendapatkan cinta Mee, seolah-olah mengaburkan sosok Mee yang sebenarnya. Ketahuilah! Perbedaan  Mee di awal hubungan kita dan setelah dua bulan kisah percintaan kita. Di awal hubungan, Mee  sangat takut untuk terlibat emosi pada Purple. Kalo Purple sadar, Purple akan menyadari hal ini. Dimana Mee jarang sekali ngomong tentang diri Mee. Mee hanya mendengarkan masalah Purple, tanpa pernah menceritakan tentang diri Mee. Mee di awal perjumpaan kita dulu, masih 50% percaya akan cintamu. Kenapa hanya 50 %? Karena bayangan andro sangat kuat, menggenggam hatimu. (Aku yang merasakannya, jadi aku berhak donk untuk menilai seperti itu). Dari semua sikapmu, aku mengakui, bahwa di awal pertemuan kita, aku sudah merasa sebagai orang ketiga, tempat pelarian, sahabat yang dianggap sebagai pacar. Lihat! Perbedaan aku yang dulu dengan yang sekarang. Dulu aku tidak terbuka, masa sekarang ini masih dikatakan tidak terbuka? Kalo aku tidak terbuka, aku tidak akan ngomong, tidak akan menceritakan apapun yang pernah terjadi di hidupku, tidak akan menganggap kamu sebagai orang yang layak mendengar semua keluh kesah Mee. Tapi, kenyataanya apa? Mee sudah membuka diri secara total, jujur atas semua yang pernah terjadi, berbagi kisah menyedihkan tentang perasaan Mee , TAPI kamu anggap masih kurang, masih tertutup, tidak jujur dan sebagainya.

Yang PALING menyakitkan dan berhasill menghancurkan sabtu Mee, adalah komitmenmu pada keluargamu. Kalimatmu ini berhasil membekukan setengan hati Mee. Mee sangat down, mencoba lari dari kenyataan pahit, kenyataan bahwa hubungan ini akan sia-sia. Karena Mee tidak masuk pilihan. Mungkin Purple lupa, akan sebagian sakit hati Mee yang telah dibuat oleh mantan-mantan Mee. Saat ini, Mee katakan, bahwa Mee sudah sering sakit hati menjadi orang nomor dua, nomor tiga, dalam kehidupan partner Mee. Mee yang total menyerahkan diri dan hati Mee pada mantan-mantan Mee, mendapat kabar luar biasa dari mereka, bahwa aku tidak akan mendapatkan mereka sepenuhnya, KARENA mereka memilih keluarga mereka. Ini perkataan saat mereka telah menjalani hubungan yang sudah cukup lama dengan Mee. Mee sudah tau apa yang akan terjadi, jadi jangan pernah mengungkapkan lagi, di depan Mee hal seperti itu, karena kalimat itu seperti menghempaskan Mee, “Mee…kamu tidak layak mendampingi aku, kamu tidak akan diterima oleh keluarga aku, udahlah Mee, stop bertingkah seperti itu, kita tidak akan langgeng sampe tua, stop berharap lebih pada aku”

Mee sadar sesadar-sadarnya.. otak dan hati Mee dalam menyadari resiko dari hubungan ini. Kalo kelak semua akan terjadi, maka mungkin Mee akan belajar untuk menerima kepahitan itu, sebagai sesuatu yg dapat mendewasakan Mee. Hubungan Mee dan N berakhir, ketika dia memilih pergi ke keluarganya dan membiarkan Mee berjalan sendiri menjalani hidup sendiri. SAKIT banget! Ketika kita tidak masuk kategori pilihan yang patut untuk dipertahankan. Dan hal inilah yang sangat melukai hati Mee pada N, yang terang-terangan memilih keluarganya dan meninggalkan aku. Begitu gampangnya kalian meninggalkan aku dan berpaling ke keluarga kalian tercinta…. KOMITMEN yang melukai harga diriku. Menginjak-injak cintaku, makanya aku pernah berkata…kamu mempermainkan aku, karena ini lah perasaan aku, kamu menginjak-injak cintaku, di atas kecintaanmu pada keluargamu.

Semalam aku berada dalam situasi traumatik. Aku seakan menghadapi N, karena kalian punya karakter dan sikap yang sama. Keras banget…! Bedanya kamu masih punya sisi lembut, kalo N tidak!!. Setelah berantem dengan Mee, N biasanya mencuekin aku, tidak cakapan sama aku, suatu sikap yang ku syukuri, bahwa kamu TIDAK melakukannya, karena sikap seperti itu bisa menghancurkan rasa cintaku.

TIDAK ada yang salah dengan orientasi seksualmu. Yang salah adalah caramu menanggapi hal tersebut. Parahnya, kamu mengikutsertakan Mee di dalam perasaan salahmu dengan ikut mempersalahkan Mee, yang seolah-olah TIDAK akan mampu menerima hal ini.

Sadar Yaannnkkk!!!! Kalo aku tidak menerimamu, aku tidak akan menentang arus. Aku tidak akan menyerahkan hatiku sepenuhnya untukmu. Kepastian akhir yang kamu ungkapin semalem, berhasil mempermalukan aku di depan teman-temanku (SEANDAINYA, mereka mendengar ato menyaksikan hal tersebut keluar dari mulutmu). Mereka akan menertawakan aku… Mee bodoh! Sekarang kamu baru tahu kan? Akibat menjalani hubungan dengan dia?! Mee bodoh karena tidak mawu dengar kata kami (teman-temanku) sedari awal. Dan kamu ikut menertawakan aku dengan statemen tersebut: “MAAF Mee..kamu tidak masuk pilihan…karena aku pastikan aku akan kembali pada keluargaku” PLAAAAKKKKKKK …..tamparan keras di pipiku, di hatiku… Jadi, aku ini dianggap sebagai apa dunk? Penghibur aja kah? Obat dikala sakit, aja kah? Siap pake…buang….tak ada gunanya….tak patut dipertahankan…tak kan mendapatkan kamu….Seakan-akan Mee sendiri yang berjuang mati-matian menyelaraskan langkah kaki denganmu.

Kalo kamu sadar, langkah kakimu terlalu cepat buat aku. Aku telah jatuh, terluka…Luka yang akan abadi, yang telah tertoreh di hatiku, luka yang sama seperti Luka yang diberikan N. Lagu JUDIKA- bukan dia, tapi aku! Adalah lagu yang pas buat aku. CUKUP Aku yang merasakan, jangan dia (keluargamu atau suamimu kelak)…CUKUP Aku yang merasakan menjadi pilihan kedua.

Sekarang aku akan berjalan tertatih..mencoba menyelaraskan langkah kakiku dengan langkah kakimu. Aku tak peduli jika badanku penuh luka, aku tidak butuh belas kasihan dari siapa-siapa. Akan ada waktunya langkah kakiku akan terhenti. Kemungkinannya: Kamu melepas tanganku dan berlari ke pelukan keluargamu atau suamimu kelak, dan saat itu aku hanya akan menatap kosong tanpa menangis..karena aku sudah bisa merasakan hal ini, jauh sebelumnya…

Aku hanya bisa bertanya pada bintang…
Apa salahku…sampai aku patut merasakan perih ini?
Apa kurangku…sampai aku patut dipojokkan seperti semalam?
Apa salahku…?! Mengapa cintaku seperti angin…tidak tau akan mengarah kemana dan sampai kapan?
Aku telah menyerahkan semua yang telah ku punya…
Aku telah menyerahkan hatiku,waktuku, perhatian dan sayangku
Mengapa dia masih ragu padaku?
Mengapa aku hanya bisa menjadi nomor kesekian?
Oh bintanggg….aku telah remukkk….
Hancur berkeping-keping….
Apa aku bisa kembali utuh seperti sedia kala?
Mungkin luka ini akan meninggalkan bekas di hatiku
Semoga aku tidak menjadi cacat karenanya.

Ditulis Oleh:
Mee Asher

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Rumahku, Istanaku! Blogku, Istanaku !. Design by WPThemes Expert

Blogger Templates and RegistryBooster.